Renungan Singkat Tentang Kehidupan : Khotbah Yang Bikin Sedih

Daftar Isi


Kita akan membagikan sebuah khotbah renungan singkat tentang kehidupan. Semoga bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi.  


Bapak Ibu yang berbahagia..

Hari ini, mari kita sejenak merenungkan perjalanan hidup kita di dunia yang fana ini. Dunia yang seringkali menipu dan membuat kita lupa tentang siapa kita, dari mana kita berasal, dan ke mana kita akan berakhir. Manusia diciptakan dari tanah, begitu rendah asalnya, namun diberi kemuliaan dengan akal dan hati. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, "Dia menciptakan manusia dari tanah, kemudian berkata kepadanya, 'Jadilah,' maka jadilah ia." (QS. Al-Baqarah: 117). Kita semua hanyalah hamba Allah yang berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah, kembali kepada Sang Pencipta.

Jamaah sekalian, hidup ini seperti perjalanan yang sangat singkat. Kita lahir dengan menangis, merangkak, berjalan, dan kemudian berlari mengejar berbagai hal dalam hidup ini. Banyak di antara kita yang sibuk mencari harta, tahta, dan kedudukan. Seolah-olah hidup ini adalah tentang siapa yang paling kaya, siapa yang paling berkuasa, dan siapa yang paling dihormati. Namun, apakah itu tujuan sejati dari kehidupan ini? Kita sering lupa, bahwa semua yang kita kumpulkan di dunia ini tidak akan kita bawa mati. Rumah megah, mobil mewah, pakaian bermerk, semua akan ditinggalkan. Yang kita bawa hanyalah amal baik dan dosa-dosa kita.

Saudara-saudaraku,  

Pernahkah kita bertanya pada diri sendiri, untuk apa kita hidup? Apa yang sebenarnya kita cari di dunia ini? Semua yang ada di dunia hanyalah sementara. Hari ini kita mungkin muda, kuat, dan bersemangat, tapi esok bisa jadi kita sudah tua, lemah, dan tidak berdaya. Ingatlah, waktu ini seperti kilatan cahaya, tahu-tahu kita sudah berada di penghujung usia. Hari-hari yang kita lewati begitu cepat berlalu, hingga kadang kita lupa untuk merenungkan betapa berharganya setiap detik yang Allah berikan kepada kita.

Janganlah kita menjadi manusia yang angkuh dan sombong. Jangan merasa lebih hebat dari yang lain, hanya karena harta yang kita miliki atau jabatan yang kita sandang. Ingatlah, betapa lemahnya kita di hadapan Allah. Kita ini bukan siapa-siapa tanpa rahmat dan karunia-Nya. Sesungguhnya, jika Allah berkehendak, dalam sekejap segala yang kita miliki bisa lenyap tanpa sisa. Kesombongan hanya akan membawa kita pada kehancuran. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Qashash ayat 83, "Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi."

Kita sering kali merasa kuat, padahal kita lemah. Merasa mampu, padahal kita rapuh. Kita sering lupa, bahwa kita ini hanyalah manusia yang penuh dosa dan kesalahan. Mari kita merenungkan diri, berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk hal-hal yang tidak berguna? Berapa banyak kesempatan beribadah yang kita sia-siakan? Betapa seringnya kita menunda-nunda taubat, seolah-olah kita masih punya banyak waktu. Padahal, kematian bisa datang kapan saja, tanpa peringatan.

Hidup di dunia ini hanyalah persinggahan sementara. Seperti musafir yang singgah di bawah pohon, hanya untuk berteduh sejenak dari terik matahari. Lalu, ia harus melanjutkan perjalanannya menuju tujuan yang sesungguhnya. Begitu pula kita, tujuan akhir kita bukan di dunia ini, tetapi di akhirat. Sebuah kehidupan abadi yang hasilnya bergantung pada amal perbuatan kita di dunia. Jangan sampai kita terlena dengan kenikmatan sesaat dan lupa mempersiapkan bekal untuk hari kemudian.

Jamaah yang dimuliakan Allah,  

Waktu terus berjalan, dan kita tidak pernah tahu kapan akhir dari perjalanan ini. Mungkin hari ini kita masih bisa tersenyum, masih bisa bertemu dengan orang-orang yang kita cintai, tetapi esok, siapa yang tahu? Jangan biarkan waktu berlalu begitu saja tanpa makna. Jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri, untuk menambah amal baik, dan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Ingatlah, setiap detik yang kita lalui akan dimintai pertanggungjawaban. Apa yang sudah kita lakukan dengan nikmat usia yang Allah berikan? Apakah kita gunakan untuk taat atau justru sebaliknya? Jangan biarkan hidup kita berlalu tanpa arah, tanpa tujuan yang jelas. Jangan menunggu tua untuk bertaubat, jangan menunggu nanti untuk berbuat baik. Karena 'nanti' adalah janji yang tidak pasti.

Kita harus sadar bahwa semua yang kita lakukan hari ini adalah bekal untuk perjalanan panjang di alam kubur dan di akhirat nanti. Mari perbanyak amal shalih, tinggalkan kebiasaan buruk, dan jadilah manusia yang bermanfaat bagi sesama. Ingatlah bahwa harta, jabatan, dan segala kemewahan duniawi hanyalah titipan sementara. Yang akan benar-benar kita bawa adalah iman dan amal perbuatan kita.

Saudara-saudaraku, jangan sampai kita menyesal di kemudian hari. Jangan sampai kita baru sadar ketika semua sudah terlambat. Gunakan waktu sebaik mungkin untuk hal-hal yang mendekatkan kita pada Allah. Bersihkan hati dari kesombongan, iri, dan dengki. Buka lembaran baru dalam hidup kita dengan niat tulus untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Akhirnya, marilah kita selalu mengingat firman Allah dalam Surah Al-Insyirah ayat 6, "Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok, tapi percayalah bahwa Allah selalu bersama hamba-Nya yang bersabar dan berusaha. Semoga kita semua bisa menjadi hamba yang selalu bersyukur, berbuat baik, dan menyiapkan bekal terbaik untuk kehidupan yang abadi nanti.

Demikian khotbah renungan singkat tentang kehidupan. Semoga bermanfaat. 

Posting Komentar