Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI MEDIA



Komunikasi dan psikologi media adalah dua bidang studi yang saling terkait dalam memahami bagaimana media mempengaruhi perilaku dan pola pikir individu. Dalam era digital saat ini, media memiliki peran yang semakin besar dalam kehidupan sehari-hari kita, dan pemahaman tentang komunikasi dan psikologi media menjadi semakin penting untuk memahami dampak yang dihasilkan oleh media pada masyarakat.


Komunikasi media dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan atau informasi melalui media. Pesan atau informasi yang disampaikan dapat berupa teks, gambar, suara, atau gabungan dari semuanya. Komunikasi media mencakup berbagai jenis media, termasuk media massa seperti koran, majalah, televisi, dan radio, serta media baru seperti media sosial dan situs web.


Psikologi media, di sisi lain, adalah studi tentang bagaimana media mempengaruhi perilaku dan pola pikir individu. Psikologi media membahas tentang bagaimana media memengaruhi persepsi, sikap, dan perilaku manusia. Studi psikologi media mencakup berbagai aspek, termasuk efek media, media sosial, dan kognisi manusia terhadap media.


Pengaruh media pada persepsi, sikap, dan perilaku manusia telah menjadi topik penelitian yang hangat selama beberapa dekade terakhir. Penelitian dalam bidang ini telah menunjukkan bahwa media memiliki pengaruh yang besar pada perilaku dan pola pikir individu, termasuk pengaruh pada kebiasaan konsumsi, persepsi tentang diri sendiri dan orang lain, dan pandangan politik dan sosial.


Salah satu contoh dari pengaruh media pada perilaku adalah pengaruh media pada kebiasaan konsumsi masyarakat. Studi menunjukkan bahwa iklan dan promosi di media massa dapat mempengaruhi kebiasaan konsumsi masyarakat, termasuk kebiasaan makan, minum, dan merokok. Media juga dapat mempengaruhi persepsi masyarakat tentang diri sendiri dan orang lain, termasuk citra tubuh, kepercayaan diri, dan hubungan interpersonal.


Dalam konteks politik dan sosial, media juga memiliki pengaruh yang besar pada pandangan dan sikap masyarakat terhadap isu-isu tertentu. Media massa seperti televisi dan surat kabar memiliki kekuatan besar dalam memengaruhi opini publik tentang isu-isu politik dan sosial. Media juga dapat memengaruhi sikap masyarakat terhadap isu-isu sosial seperti gender, ras, dan kelas.


Dalam studi psikologi media, terdapat beberapa teori yang digunakan untuk memahami pengaruh media pada perilaku dan pola pikir individu. Teori-teori ini mencakup teori efek media, teori kultivasi, teori pemrosesan sosial, dan teori identitas sosial. Teori efek media, misalnya, menyatakan bahwa media memiliki pengaruh langsung pada perilaku dan pola pikir individu, sementara teori kultivasi menyatakan bahwa media memiliki pengaruh jangka panjang pada persepsi masyarakat tentang realitas sosial.

Teori efek media 

Pertama kali diusulkan oleh Paul F. Lazarsfeld dan Robert K. Merton pada tahun 1948. Teori ini berpendapat bahwa media massa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi sikap, perilaku, dan pandangan masyarakat. Dalam teori ini, media dianggap sebagai penyampai informasi yang memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi masyarakat.


Dalam perkembangannya, terdapat beberapa teori efek media yang dikemukakan oleh para ahli. Berikut adalah beberapa teori efek media yang terkenal:


Teori Efek Ketakutan (Fear Effect Theory)

Teori ini berpendapat bahwa media memiliki kemampuan untuk membangkitkan rasa takut pada masyarakat. Dalam beberapa kasus, media dapat memperlihatkan berita yang menakutkan atau mengancam sehingga masyarakat menjadi khawatir dan takut. Teori ini beranggapan bahwa rasa takut ini dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam jangka panjang.


Teori Efek Katalis (Catalyst Effect Theory)

Teori ini berpendapat bahwa media massa dapat mempercepat atau memperlambat perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Media massa dapat menjadi katalisator bagi perubahan sosial yang positif atau sebaliknya. Teori ini menekankan bahwa media massa dapat berperan aktif dalam membentuk budaya dan nilai-nilai sosial di masyarakat.


Teori Efek Kognitif (Cognitive Effect Theory)

Teori ini berpendapat bahwa media massa dapat mempengaruhi cara berpikir dan memahami informasi oleh masyarakat. Dalam teori ini, media massa dianggap sebagai sumber informasi yang penting bagi masyarakat. Oleh karena itu, informasi yang disampaikan oleh media massa dapat mempengaruhi persepsi dan pemahaman masyarakat terhadap suatu masalah atau isu tertentu.


Teori Efek Ketidakpedulian (Desensitization Effect Theory)

Teori ini berpendapat bahwa media massa dapat membuat masyarakat menjadi kurang peka terhadap kekerasan atau tindakan yang merugikan orang lain. Dalam beberapa kasus, media massa sering memperlihatkan adegan kekerasan atau tindakan yang merugikan orang lain secara berulang-ulang. Teori ini beranggapan bahwa hal ini dapat membuat masyarakat menjadi kurang peduli terhadap kekerasan atau tindakan yang merugikan orang lain.


Teori Pemrosesan Sosial 

Menurut teori ini, orang-orang belajar dari apa yang mereka lihat di media dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini dapat berdampak pada cara seseorang berpikir, bertindak, dan memandang dunia. Teori ini mengasumsikan bahwa media massa memiliki kekuatan untuk membentuk pandangan dan perilaku manusia.


Teori Kultivasi

Teori ini mengasumsikan bahwa media massa berperan dalam membentuk pandangan dunia seseorang melalui paparan yang berulang dan terus-menerus terhadap pesan dan citra tertentu. Artinya, semakin sering seseorang terpapar dengan pesan dan citra tertentu di media massa, semakin besar kemungkinannya bahwa pandangan mereka tentang dunia akan dipengaruhi oleh pesan dan citra tersebut. Teori ini memiliki implikasi penting untuk bagaimana media massa dapat mempengaruhi persepsi seseorang tentang kekerasan, gender, ras, dan isu-isu sosial lainnya.


Teori Identitas Sosial

Identitas sosial adalah gambaran diri kita yang berkaitan dengan kelompok-kelompok sosial yang kita anggap penting dalam hidup kita. Kelompok sosial tersebut bisa berupa keluarga, teman, agama, suku, atau bahkan kelompok pecinta musik atau film. Teori identitas sosial menjelaskan bagaimana kita membentuk identitas sosial kita melalui pengalaman kita di dalam kelompok sosial tersebut.


Teori identitas sosial pertama kali dikemukakan oleh Tajfel dan Turner pada tahun 1979. Menurut teori ini, manusia secara alami cenderung membentuk kelompok-kelompok sosial sebagai cara untuk memahami dunia dan memenuhi kebutuhan sosialnya. Melalui pengalaman di dalam kelompok, individu memperoleh pengetahuan tentang norma dan nilai yang dianut oleh kelompok tersebut, serta membandingkan dirinya dengan anggota kelompok lainnya. Dari sinilah identitas sosial individu terbentuk.


Teori identitas sosial memiliki beberapa asumsi dasar. Pertama, manusia memiliki kebutuhan untuk memahami diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka. Kedua, manusia secara alami cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain untuk mengukur kemampuan, prestasi, dan nilai mereka. Ketiga, identitas sosial seseorang terbentuk melalui perbandingan dengan anggota kelompok lain. Keempat, identitas sosial membantu manusia memahami peran mereka dalam masyarakat dan memenuhi kebutuhan sosialnya.


Dalam konteks media, teori identitas sosial dapat membantu kita memahami bagaimana media mempengaruhi pembentukan identitas sosial kita. Media seringkali menggambarkan kelompok-kelompok sosial tertentu dengan cara tertentu, baik itu suku, agama, atau bahkan kelompok pecinta film. Melalui konsumsi media yang berulang-ulang, individu dapat terpengaruh oleh citra yang dibentuk oleh media tentang kelompok sosial tertentu. Hal ini dapat mempengaruhi bagaimana individu membentuk identitas sosialnya.


Kesimpulan :

Komunikasi dan psikologi media merupakan dua hal yang sangat erat kaitannya dalam dunia media. Dalam era digital yang semakin maju seperti saat ini, pengaruh media dalam kehidupan sehari-hari semakin besar. Oleh karena itu, memahami bagaimana media berkomunikasi dengan masyarakat dan bagaimana media mempengaruhi perilaku dan psikologi manusia menjadi sangat penting.


Dalam memahami komunikasi dan psikologi media, diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam. Selain itu, perlu juga adanya penelitian dan pengembangan ilmu yang terus menerus agar dapat mengikuti perkembangan media yang semakin pesat. Dalam hal ini, peran media dalam membentuk budaya dan mempengaruhi perilaku manusia menjadi tanggung jawab bersama. Sebagai individu, kita juga perlu menjadi pengguna media yang bijak dan kritis dalam menerima informasi dari media.


Daftar Pustaka:


Adoni, H., & Mane, A. (2019). Media and communication research: Changing contours and new directions. SAGE Publications India.

Griffin, E. A. (2018). A first look at communication theory. McGraw-Hill Education.

McQuail, D. (2010). McQuail's mass communication theory. Sage Publications.

Neuendorf, K. A. (2016). The content analysis guidebook. Sage Publications.

Singh, R., & Rastogi, M. (2015). Understanding communication: Theory and practice. PHI Learning Pvt. Ltd.

West, R., & Turner, L. H. (2017). Introducing communication theory: Analysis and application. McGraw-Hill Education.a

Posting Komentar untuk "KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI MEDIA"