FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KARET
Daftar Isi
Kita
akan membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksi karet.
Pengertian produksi karet adalah usaha perkebunan atau pertaniana dalam
memproduksi karet, dari pembibitan sampai masa panen yang diinginkan. Sedangkan
pengertian karet itu sendiri adalah getah yang diambil dari pohon karet yang
berproduksi.
Masa pemeliharaan setiap tanaman karet berbeda karena
dipengaruhi oleh faktor-faktor misalnya kesuburan tanah dan bibit yang dipilih
(ada bibit yang bagus). Pelaksanaan pengambilan getah karet biasanya ditentukan
oleh keadaan tanaman dan masa tanaman tersebut ditanam.
1.
Luas Lahan
Faktor produksi lahan mempunyai peran yang sangat penting
karena selain sebagai media pertumbuhan karet, lahan harus pula berfungsi
sebagai sumber makanan alam karet. Tanah yang baik untuk lahan penanaman pohon karet adalah tanah yang
subur atau tanah yang disuburkan, gembur, dan agak asam. Tanaman karet dapat
tumbuh dengan baik di daerah pegunungan ataupun daerah daratan.
Luas lahan yang digunakan sebagai ukuran dalam pemberian
pupuk, selain itu luas lahan tersebut juga berpengaruh terhadap hasil karet.
Jadi yang dimaksud dengan luas lahan adalah luas lahan tanah atau luas daerah
yang produktif untuk penanaman. Luas lahan
dapat diukur dengan satuan m2 atau Ha.
2.
Tenaga Kerja
Faktor
produksi tenaga kerja merupakan faktor yang penting dan perlu diperhatikan
dalam proses produksi dan jumlah yang cukup, bukan saja dilihat dari
kesediaannya tetapi juga kualitas dan jenis pekerjaan yang dikuasai. Selain itu
tenaga kerja harus diperhatikan hak-haknya dalam hal tunjangan kesehatan, yaitu
perusahaan menanggung biaya pengobatan karyawan selama karyawan bekerja,
mendapat ASKES atau ASTEK, pemberian bonus, pemberian tunjangan hari raya dan
libur cuti, juga perusahaan menanggung biaya kecelakaan apabila karyawan
mengalami kecelakaan pada saat bekerja.
Untuk proses
produksi perlu disesuaikan tenaga kerja yang memadai, jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlah
optimal tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah mempunyai pekerjaan atau yang
sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain, seperti mengurus
rumah tangga dan bersekolah, walau tidak bekerja namun mereka dianggap secara
fisik mampu sewaktu-waktu ikut bekerja. Selain tenaga manusia, juga ada tenaga
mesin dalam proses produksi.
Produktivitas faktor produksi tenaga kerja dapat
ditunjukkan oleh perbandingan antara tambahan kuantitas produksi dan tambahan
faktor produksi tenaga kerja, secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
PTK =
|
DQ
|
DTK
|
Dimana
:
PTK = Produktivitas tenaga kerja
DQ = Tambahan produksi
DTK = Tambahan tenaga kerja
Dalam ukuran ekoomis tenaga kerja dan modal akan
mendorong kenaikan output.
Hubungan Faktor Produksi Tenaga Kerja dengan Output
Dimana
:
TK = Tenaga kerja
Q1,Q2 = Produksi
m = Modal
Sumbu vertikal tenaga kerja menunjukkan penggunaan faktor
produksi tenaga kerja, sumbu horizontal menunjukkan penggunaan faktor produksi.
Kombnasi tenaga kerja dan modal atau keduanya dapat dilihat dari OTK untuk tenaga kerja atau Om untuk modal.
3.
Modal
Dalam
pengertian ekonomis, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama dengan
faktor produksi lain digunakan untuk
menghasilkan barang atau jasa baru.
Dalam proses produksi modal merupakan faktor produksi
yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan output secara makro, modal
merupakan pendorong besar (big push) untuk meningkatkan output. Peningkatan modal akan
berpengaruh pada investasi dalam sektor industri, sehingga akan mendorong
kenaikan output.
Ditinjau dari segi modal, kenaikan output tergantung pada
besarnya tambahan modal (faktor produk tidak diasumsikan tetap) atau dapat
dirumuskan sebagai perbandingan antara tambahan produksi dengan tambahan faktor
produksi modal dengan kenaikan output ini mencerminkan produktivitas dari
faktor produksi modal dengan faktor produksi yang lain, secara sistematis dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Pm =
|
DQ
|
Dm
|
Dimana
:
Pm
= Produktivitas modal
DQ = Tambahan produksi
Dm = Tambahan modal
Pemilihan
suatu faktor produksi modal dalam jumlah rupiah berdasarkan atas pertimbangan
bermacam-macam jenis modal yang dibutuhkan dalam suatu proses produksi. Dengan
modal yang cukup dan pengelolaan yang baik dan efisien maka produksi akan
meningkat dan pendapatan akan meningkat pula.
4.
Pupuk
Peranan
pupuk sangat penting untuk meningkakatn
produksi. Bila pupuk yang diberikan hanya seadanya, maka produksi yang
dihasilkan tentu sedikit. Kandungan kadar pupuk lebih berperan penting
dibandingkan jumlah yang diberikan dikurangi jumlahnya, karena zat-zat makanan
yang diberikan untuk pertumbuhan dan perkembangan
telah dapat dicukupi oleh tanaman karet itu sendiri.
Di pasaran tersedia berbagai macam pupuk, misalnya :
Urea, KCl, TS (SP36) dan pupuk kandang, sehingga memudahkan pekerja
untuk memilih pupuk yang sesuai dengan
usia tanaman dan jenis pohon karet yang dibudidayakan.
5.
Upah
Dalam pengertian ekonomi, upah atau gaji adalah balas
jasa yang diberikan kepada buruh atau tenaga kerja. Upah merupakan salah satu
aspek yang paling penting.
Dalam pembudidayaan pohon karet, upah diberikan kepada
buruh atau tenaga kerja yang bekerja dari masa perawatan tanaman sampai dengan
pengolahan. Upah yang diberikan menurut UMR dan ditambah premi atau bonus. Upah
dibayarkan atau diberikan perbulan yang dihitung harian.
Posting Komentar