FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA

Daftar Isi



Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Peranan faktor-faktor itu sendiri dalam memberikan kepuasan kerja pada karyawan bergantung pada pribadi masing-masing. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja terdiri dari:
  1. Faktor Psikologi, yang merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan, meliputi minat, ketentraman dalam bekerja, bakat dan keterampilan.
  2. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik antar sesama karyawan atau karyawan dengan atasan.
  3. Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja,  keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan dan umum.
  4. Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan, meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan fasilitas yang diberikan serta promosi,
Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu :
  1. Faktor intrinsik, seperti sikap kerja, penghargaan, promosi, prestasi serta pekerjaan itu sendiri.
   b. Faktor ekstrinsik, seperti administrasi dan kebijaksanaan perusahaan supervisi, gaji, kondisi kerja, hubungan antar rekan sekerja, hubungan dengan atasan, kondisi fisik dan lingkungan kerja umumnya serta jaminan sosial.
Hasil Kepuasan Kerja
Dari sudut pandang masyarakat dan karyawan individu, kepuasan kerja merupakan hasil yang diinginkan akan tetapi. Akan tetapi, dari perspektif keefektifan organisasi dan managerial yang pragmatis, penting untuk mengetahui bagaimana kepuasan kerja berhubungan dengan variabel hasil. Misalnya, jika kepuasan kerja tinggi, akankah karyawan berkinerja lebih baik dan organisasi menjadi lebih efektif? Jika kepuasan kerja rendah, apakah akan ada masalah kinerja dan ketidakefektifan? Pertanyaan tersebut diajukkan pada peneliti dan prakis selama bertahun-bertahun. Tidak ada jawaban yang sederhana, dan hasilnya berkisar dari yang kuat sampai yang lemah. Bagian ini merupakan rangkaian hasil yang paling penting.
1.     Kepuasan dan Kinerja
Kesimpulan terbaik mengenai kepuasan dan kinerja adalah karena terdap hubungan yang pasti didalamnya, tetapi mungkin tidak sebesar kebijakan konvensional yang mengasumsikan karyawan yang merasa senag sebagai karyawan yang produktif. Meskipun terdapat bukti penelitian terbaru yang mendukung adanya hubungan sebab akibat kepuasan lebih mempengaruhi kinerja daripada kinerja mempengaruhi kepuasan. Hubungan ini mungkin akan lebih kompleks daripada hubungan lain dalam perilaku organisasi. Misalnya, tampaknya adanya banyak variabel yang menghubungkan, tetapi yan ng paling penting adalah penghargaan. Jika orang yang menerima penghargaan mersa pantas mendapatkannya, dan puas, mungkin ia menghasilkan kinerja yang lebih besar. Bukti penelitian ini juga mengindikasikan bahwa kepuasan mungkin tidakperlu menghasilkan perkembangan kinerja individu, tetapi menyebabkan perkembangan level departemen dan organisasi. Meta-analisis terbaru mengenai unit bisnis tersebut menemukan bahwa ketika kepuasan didefinisikan dan diukur menurut keterlibatan karyawan, maka terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan dan kinerja berupa produktivitas, kepuasan pelanggan, dan bahkan profit. Secara keseluruhan, kepuasan kerja kerja sebaiknya tidak dianggap sebagai titik akhir dalam kinerja individu. Akan tetapi, terdapat bukti bahwa kepuasan kerja, bersama dengan dimensi lain memaikna peranan penting dalam studi dan aplikasi perilaku organisasi.
2.     Kepuasan dan Pergantian Karyawan
Kepuasan kerja yang tinggi tidak akan membuat pergantian karyawan menjadi rendah, tetapi hal tersebut mungkin membantu. Sebaliknya, jika terdapat ketidak puasan kerja, maka pergantian karyawan mungkin tinggi. Secara jelas usia, kedudukan dalam organisasi, komitmen pada organisasi, mungkin memainkan peranan. Faktor lain adalah ekonomi secara umum. Saat segala hal dalam ekonomi berjalan baik dan terdapat sedikit pengangguran, pergantian karyawan akan meningkat karena orang akan mulai mencari kesempatan yang lebih baik dengan organisasi lain. Sekalipun mereka merasa puas, banyak orang ingin keluar jika ada kesempatan lain yang lebih menjanjikan. Penelitian terbaru menjelaskan bahwa tingkat pengangguran secara langsung mempengaruhi pergantian karyawan. Akan tetapi, pada dasarnya tepat untuk mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan hal penting dalam pergantian karyawan. Tingkat pergantian yang rendah lebih dinginkan mengigat biaya pelatihan dan kerugian karena tidak adanya pengalaman kerja.
3.     Kepuasan dan ketidakhadiran
Penelitian hanya menunjukkan hubungan negatif yang lemah antara kepuasan dan ketidakhadiran. Seperti halnya dengan pergantian karyawan, banyak variabel lain yang menjadi pertimbangan untuk menetap selain kepuasan kerja. Seperti tingkat dimana orang merasa bahwa pekerjaan mereka penting. Penelitian terhadap karyawan pemerintah menunjukkan bahwa orang yang yakin bahwa pekerjaanya penting memiliki ketidakhadiran rendah daripada orang yangtidak merasa pekerjaanya penting. Selain itu, penting untuk diingat bahwa kepuasan kerja tinggi belum tentu menghasilkan ketidakhadiri yang rendah, tetapi kepuasan kerja yang rendah mungkin menyebabkan ketidakhadiran.


Posting Komentar