Google Keep vs Notion: Siapa yang Lebih Serius Mengatur Ide dan Catatan?

Table of Contents


Setiap orang pasti pernah punya momen “Aha!” yang datang tiba-tiba, entah itu ide bisnis brilian, daftar belanjaan mendadak, atau catatan penting saat kelas. Nah, di zaman digital ini, kita punya banyak tempat buat mencatat ide-ide itu. Dua nama besar yang sering jadi perbincangan adalah Google Keep dan Notion. Pertanyaannya, siapa di antara mereka yang paling serius—atau paling cocok—untuk mengatur semua ide dan catatan kita?

Artikel ini akan mengupas tuntas kedua aplikasi ini. Kita akan melihat bagaimana desain mereka dibuat, fitur apa saja yang disajikan, sampai pengalaman pengguna saat memakainya sehari-hari. Tujuannya sederhana: membantu kamu, apalagi yang masih SMP kelas 3 dan mulai banyak tugas atau proyek, menentukan mana yang lebih pas dengan caramu belajar dan bekerja.

Perkenalan Dua Jagoan

Coba bayangkan..

Google Keep itu seperti papan tempel digital yang penuh kertas Post-it warna-warni. Simpel, cepat, dan gampang banget dipakai. Begitu ada ide, tap, ketik sebentar, selesai. Ini adalah alat yang fokusnya cuma satu: menangkap ide secepat kilat. Dia gratis, terintegrasi penuh dengan ekosistem Google (Gmail, Drive, dan lain-lain), dan antarmukanya sangat akrab buat siapa saja yang sering pakai produk Google.

Sementara itu, Notion lebih mirip buku catatan digital yang super canggih dan bisa berubah bentuk sesuka hati. Notion itu ibarat ruang kerja serbaguna. Kamu bisa bikin catatan, kalender, database untuk ngurus koleksi tugas sekolah, papan kanban untuk proyek kelompok, bahkan wiki pribadi. Dia sangat fleksibel, tapi ya itu, butuh waktu buat mempelajarinya. Konsepnya berbasis sistem blok, di mana setiap kalimat atau elemen adalah “blok” yang bisa kamu atur sesuka hati.

Desain dan Pengalaman Pengguna

Kalau Google Keep, desainnya itu anti-ribet. Tampilannya seperti kotak-kotak catatan yang bisa diberi warna berbeda. Warna-warna ini bukan cuma buat estetika. Kamu bisa pakai warna hijau untuk catatan sekolah, biru untuk ide cerita, dan kuning untuk daftar belanja. Ini membantu banget saat kamu lagi buru-buru mencari catatan. Keep dirancang untuk akses cepat, sinkronisasi instan, dan tanpa banyak usaha. Siapa saja, bahkan yang baru pertama kali pakai aplikasi catatan, pasti langsung mengerti.

Lain halnya dengan Notion. Tampilan awalnya mungkin terasa polos atau malah kosong. Ini karena Notion memberi kamu kebebasan penuh. Tidak ada kertas Post-it standar. Kamu memulai dengan halaman kosong dan membangunnya dari nol. Kebebasan ini jadi pedang bermata dua. Bagi yang suka mengatur segalanya sampai detail terkecil, Notion itu surga. Tapi bagi yang cuma mau nyatet “beli pulpen baru”, Notion bisa terasa terlalu rumit. Ada banyak tombol, menu, dan pilihan yang bisa bikin bingung di awal.

Fitur Kunci: Siapa yang Lebih Kuat?

1. Kecepatan Mencatat dan Widget

Google Keep menang mutlak di sini. Kamu bisa buka aplikasi, ketik, dan tutup hanya dalam beberapa detik. Widget di ponselnya juga sangat berguna, kamu bisa melihat atau membuat catatan baru tanpa membuka aplikasi utama. Keep juga punya fitur unik: pengingat berbasis lokasi. Misalnya, kamu buat catatan “ambil buku di perpus”, lalu kamu set pengingatnya di lokasi perpustakaan. Begitu sampai di sana, notifikasi akan muncul.

Notion memang bisa mencatat cepat, tapi proses membuka dan berpindah antar halaman sering kali tidak secepat Keep. Aplikasi selulernya juga terkadang terasa agak lambat, terutama jika halamanmu sudah dipenuhi banyak data.

2. Organisasi dan Struktur

Di sinilah Notion mulai menunjukkan keseriusannya.

Google Keep hanya menawarkan label (mirip tag) dan warna. Kamu tidak bisa membuat folder di dalam folder. Semua catatan ada di satu tempat, dan kamu mengandalkan fitur pencarian serta label untuk menemukannya. Sederhana, tapi kalau catatanmu sudah ribuan, ini bisa jadi PR besar.

Notion punya struktur hierarki yang tak terbatas. Kamu bisa punya halaman di dalam halaman, dan di dalamnya lagi ada halaman lain. Selain itu, fitur andalan Notion adalah database. Dengan database, kamu bisa melihat catatanmu dalam berbagai tampilan: daftar, tabel, kalender, papan tugas, atau galeri. Kamu bisa memfilter, mengurutkan, dan memberi properti seperti tanggal deadline, status tugas, atau jenis proyek. Ini membuat Notion serius banget untuk mengatur ide dan proyek yang kompleks.

3. Kolaborasi dan Pembagian

Kedua aplikasi ini punya kemampuan kolaborasi. Di Keep, kamu bisa membagikan catatan sederhana (misalnya daftar tugas piket) dengan orang lain. Mereka bisa melihat dan mengedit.

Notion lebih canggih. Kamu bisa mengatur hak akses yang berbeda (hanya lihat, bisa edit, atau komentar saja), dan ini sangat ideal untuk kerja tim yang serius, misalnya saat mengerjakan tugas kelompok besar atau membuat materi presentasi bersama.

4. Pemformatan dan Kustomisasi

Google Keep sangat terbatas dalam pemformatan. Kamu hanya bisa memilih format checklist, menambah gambar, atau membuat coretan sederhana. Tidak ada heading, font khusus, atau tabel kompleks.

Notion punya pemformatan yang sangat kaya. Kamu bisa menggunakan markdown, membuat heading yang terstruktur (H1, H2, H3), tabel, menyematkan video, bahkan menulis rumus matematika sederhana. Kustomisasi halaman dengan cover dan ikon juga membuat pengalaman mencatat jadi lebih personal dan menarik.

Fakta Unik: Hal yang Sering Terlewat

Tahukah kamu, di balik kesederhanaannya, Google Keep punya fitur pengenalan teks dari gambar? Jadi, kalau kamu memotret tulisan tangan di papan tulis, Keep bisa secara otomatis membaca tulisan itu dan mengubahnya jadi teks digital. Keren, kan?

Sementara itu, di Notion, semua yang kamu buat, mulai dari catatan harian sampai database proyek, sebenarnya adalah alamat web (URL). Ini memungkinkan kamu berbagi template buatanmu dengan siapa saja di seluruh dunia. Ada ribuan template Notion gratis di internet yang bisa kamu pakai buat sistem belajar, perencana harian, atau pelacak kebiasaan.

Notion: Serius Tapi Berbayar (Kadang)

Google Keep: Gratis Selamanya

Soal harga, ini penting. Google Keep 100% gratis. Kamu hanya perlu akun Google. Tidak ada fitur premium yang harus kamu bayar, kecuali jika kamu butuh penyimpanan Google Drive lebih besar.

Notion punya paket gratis yang sudah sangat mumpuni untuk penggunaan pribadi. Fitur-fitur utamanya, termasuk database dan kolaborasi terbatas, bisa kamu pakai. Namun, jika kamu ingin menggunakan Notion untuk tim yang lebih besar, atau butuh riwayat revisi yang lebih lama, kamu mungkin perlu membayar paket berbayar mereka, yang harganya mulai dari sekitar 8 sampai 15 dolar per pengguna per bulan (sekitar 130 ribu sampai 245 ribu rupiah tergantung kurs dan paket).

Siapa yang Lebih Serius?

Jawabannya tergantung pada definisi “serius” itu sendiri.

Google Keep lebih serius dalam kecepatan dan aksesibilitas.

Jika “serius” bagimu artinya tidak ada ide yang boleh terlewat sedetik pun, dan kamu butuh alat yang bisa diakses secepat mungkin di mana saja tanpa perlu mikir, maka Google Keep-lah juaranya. Dia serius dalam hal menangkap ide.

Notion lebih serius dalam struktur dan manajemen proyek.

Jika “serius” bagimu berarti membangun sebuah sistem yang terstruktur, menghubungkan ide-ide dalam database, merencanakan proyek jangka panjang, dan mengelola informasi dalam format yang bisa disesuaikan, maka Notion jelas pemenangnya. Dia serius dalam hal mengatur.

So.. Jangan Pilih Salah Satu!

Saran dari penulis, kenapa harus memilih salah satu kalau kamu bisa menggunakan keduanya?

Gunakan Google Keep untuk catatan-catatan kecil yang muncul di kepala, daftar belanjaan, ide spontan, pengingat berbasis lokasi, dan semua hal yang harus dicatat dalam waktu kurang dari 10 detik.

Gunakan Notion untuk mencatat ide besar yang perlu dikembangkan, rangkuman materi pelajaran yang perlu tabel dan gambar, pelacak kebiasaan belajar, database buku yang ingin dibaca, atau rencana liburan yang butuh kalender.

Dengan memisahkan fungsi mereka, kamu bisa mendapatkan yang terbaik dari dua dunia. Keep menjadi otak kedua yang cepat dan ringan, sementara Notion menjadi perpustakaan dan pusat kendali yang terstruktur dan detail. Jadi, kedua aplikasi ini sama-sama serius, tapi di bidang yang berbeda. Pilih sesuai kebutuhanmu, dan semoga tulisan ini membantu kamu mengatur ide dan catatan dengan lebih mantap.


Posting Komentar