CONTOH SURAT PRIBADI DALAM BAHASA LAMPUNG : RINDU IBU
Berikut ini merupakan contoh Surat Pribadi dalam Bahasa Lampung yang ditulis oleh seorang anak yang rindu pada ibunya. Yuk mari dibaca. Semoga bermanfaat yaa.
Way Kanan, 1 September 2024
Assalamualaikum..
Mak yang dinda cintai,
Nuwou nyak meli sanak, dinda nyak ngewah meli sanak. Nuwou menya mak sakadih, mewak ni mak sehat, selalu damai, sakuloh dinda kepikiran mak dari kedi belombok. Nyak niyi belombok di Oxford, nyak kepikiran sungguh ngewah meli mak di kampung, tebang jauh meli sanak, mak niyi kulo suci dinda.
Mak, ngetong sanak dinda ini ditampi beasiswa di Oxford ini adalah dambaan dinda sejak dulu, tapi sungguh, waktu dinda ninggal mak, hatiku rasa remuk. Dinda berpikir soal mak setiap hari, khawatir, apakah mak sehat, apakah mak makan cukup, apakah mak ada kesusahan di rumah. Dinda kepikiran saat mak nyak ngewah di dapur, masak makanan yang dinda sukai. Sekarang ni, semua jadi kangen, miak rindu ni nyak ni dinda ketok meli mak.
Mak, ngelom nengah di Oxford ni kagheni sangat, adat, bahasa, dan kehidupan yang beda jauh meli kampung. Dinda belajar sungguh ni, teker mak ni bangga meli dinda. Di kampus ni, dinda jumpa melom ma sanak yang miak-nguak dari negeri lain. Pertiwi, pergaulan luas, tapi di tengah-tengah itu, hati nyak kelo di kampung, pingin miak jumpa mak.
Mak, setiap hari dinda belajar keras, walau teker lelah, dinda tak pernah lupo meli doa mak, doa dari mak ni nyak kiat jalani semua ni. Mak sering pesen ni dinda miak sungguh belajarnyi, miak sungguh mengejar ilmu, dan sekarang ni dinda selalu ingat kata-kata mak, kata-kata bijak ni niyadongin dinda berjuang.
Banyak kali kejadian menarik selama dinda di sini, mak. Di kampus ini, dinda bertemu dengan banyak dosen hebat, orang-orang pintar dari seluruh dunia, tapi rasanya jauh berbeda meli nasehat mak di kampung. Kadang dinda bingung dengan pelajaran, dinda selalu ingat bagaimana mak selalu sabar mengajari dinda waktu dulu. Mak selalu bilang, “Sabarnyi, belajarnyi perlahan, semua pasti bisa.” Kata-kata itu yang selalu nyak pegang sampai sekarang.
Mak, niyi belombok ni nyak ni mimpi dinda sejak dulu, tapi niyi adik kali lebih berat meli apa yang dinda bayangkan. Dinda harus belajar keras, harus jauh meli mak, harus mandiri di negeri orang. Niyadongin dinda teker kuat, dinda selalu ingat ni mak. Mak yang selalu nyak bayangkan, senyum mak yang selalu hangat, pelukan mak yang selalu nyak rindu.
Setiap kali dinda jalan ke kampus, dinda selalu ingat saat dinda dan mak jalan-jalan di sawah, lewat kebun, angin sepoi-sepoi yang bawa wangi bunga. Dinda kangen saat-saat sederhana itu, mak. Kadang dinda teringat saat kita duduk di teras rumah sambil cerita-cerita, dinda rindu semua itu.
Mak, terima kasih ni mak yang selalu berdoa buat dinda. Mak selalu bilang, “Baka ikhlas niyadongin segaloni, maka berkat niyadongin bakal datang.” Dinda selalu berusaha miak yang terbaik, miak sungguh, teker mak bahagia dan bangga meli dinda.
Di sini, dinda juga belajar hal-hal baru yang sebelumnya dinda tak pernah bayangkan. Dinda belajar bagaimana cara bergaul dengan orang-orang yang punya budaya berbeda, dinda belajar bagaimana cara hidup mandiri tanpa mak di samping dinda. Sungguh, mak, semua ini mengajarkan dinda tentang kehidupan yang lebih luas, tapi rasa rindu ni dinda meli mak tak pernah hilang.
Dinda pingin miak balik, mak. Pingin miak pulang ke kampung, duduk meli mak, cerita tentang semuanya. Pingin miak makan bersama-sama lagi, seperti dulu. Tapi dinda tahu, dinda harus kuat, dinda harus selesaikan kuliah ini dulu. Mak selalu bilang, “Sabarnyi, fokus, baka yang terbaik, segala urusan pasti dimudahkan.”
Mak, saat ni, dinda sedang mempersiapkan diri ni menghadapi ujian akhir semester. Dinda mohon doanya meli mak, teker dinda dimudahkan dan diberikan kelancaran. Mak, doa ni mak sangat penting meli dinda, nyak niyadongin semangat miak belajar.
Di sini, banyak hal yang membuat dinda belajar bersyukur, mak. Nyak tekingali orang-orang yang berjuang keras demi masa depannya, dinda teringat meli perjuangan mak yang tak pernah lelah membesarkan dinda. Mak adalah sosok yang hebat, dan dinda selalu ingin menjadi kebanggaan mak. Dinda berjanji bakal miak yang terbaik, bakal membanggakan mak dan keluarga.
Di Oxford, dinda juga ikut beberapa kegiatan sosial. Dinda belajar banyak soal kehidupan dari orang-orang baru. Dari cerita mereka, dinda semakin sadar bahwa kita harus selalu bersyukur dan berusaha. Mak selalu ajari dinda soal keikhlasan dan kebaikan, dan nilai-nilai itu yang selalu dinda pegang.
Mak, kadang malam, saat dinda sendiri, dinda teringat masakan mak, suasana rumah yang tenang, dan tawa keluarga kita. Dinda rindu miak pulang, rindu miak dengar suara mak memanggil dinda. Tapi, semua ni dinda jadikan motivasi miak terus maju. Dinda tahu, perjalanan ini tak mudah, tapi dinda yakin doa mak bakal selalu melindungi dan memberikan kekuatan meli dinda.
Mak, dinda janji bakal pulang setelah dinda selesai studi ni. Dinda janji bakal bawa pulang ilmu yang bermanfaat, bakal miak mak bangga. Dinda bakal ceritain semuanya ke mak, bakal cerita tentang bagaimana Oxford, tentang teman-teman baru, tentang kehidupan di sini.
Mak, dinda juga ingin bilang terima kasih yang sebesar-besarnya meli semua yang mak lakukan. Mak adalah sumber inspirasi dinda, mak adalah pahlawan dinda. Mak yang selalu mendorong dinda miak maju, miak berani bermimpi, dan sekarang dinda sedang berjuang miak wujudkan mimpi itu.
Mak, jaga kesehatan mak baik-baik di kampung, ya. Dinda selalu mendoakan mak agar selalu sehat dan bahagia. Mak juga jangan terlalu capek bekerja, ingat, dinda selalu di sini memikirkan mak.
Mak, dinda harap surat ini bisa mengurangi sedikit rasa rindu mak meli dinda. Dinda selalu di sini, meski jauh, tapi hati dinda selalu dekat meli mak. Doa mak selalu nyak rasakan, dan itu yang menjadi kekuatan meli dinda miak terus berjuang.
Dinda sayang meli mak, dinda rindu meli mak, dan dinda janji bakal pulang miak cerita semuanya. Tunggu dinda, ya, mak.
Dengan cinta dan kerinduan yang dalam,
Anak mak yang selalu rindu,
Andi
---
Arti dalam Bahasa Indonesia
Way Kanan, 1 September 2024
Assalamualaikum..
Kepada Ibu yang aku cintai,
Ibu yang ada di rumah, aku rindu sekali sama Ibu. Semoga Ibu selalu sehat, selalu damai, aku selalu memikirkan Ibu dari sini, jauh dari seberang lautan. Sekarang aku kuliah di Oxford, tapi pikiranku selalu rindu pada Ibu di kampung, sangat jauh dari sini. Ibu selalu jadi sosok yang aku rindukan.
Bu, keberadaanku di Oxford ini sungguh berbeda sekali, adat, bahasa, dan kehidupan di sini sangat berbeda dengan kampung. Aku belajar sungguh-sungguh di sini, supaya Ibu bangga padaku. Di kampus ini, aku bertemu banyak teman dari berbagai negara. Lingkungannya luas, tapi di tengah-tengah itu, hatiku selalu di kampung, ingin sekali bertemu Ibu.
Ibu, setiap hari aku belajar keras, meski kadang lelah, aku tak pernah lupa pada doa-doa Ibu, doa dari Ibu yang membuatku kuat menjalani semua ini. Ibu sering berpesan agar aku belajar dengan sungguh-sungguh, mengejar ilmu, dan kini aku selalu ingat kata-kata Ibu, kata-kata bijak yang menguatkanku untuk berjuang.
Ada banyak pengalaman menarik selama aku di sini, Bu. Di kampus ini, aku bertemu dengan banyak dosen hebat, orang-orang pintar dari seluruh dunia, tapi rasanya jauh berbeda dengan nasihat Ibu di kampung. Kadang aku bingung dengan pelajaran, aku selalu ingat bagaimana Ibu sabar mengajariku dulu. Ibu selalu bilang, “Sabar, belajar perlahan, semua pasti bisa.” Kata-kata itu yang selalu aku pegang sampai sekarang.
Bu,melanjutkan studi di sini adalah impian yang sudah aku idamkan sejak lama, tapi menjalani hari-hari jauh dari Ibu terasa jauh lebih berat dari yang aku bayangkan. Aku harus belajar keras, hidup mandiri di negeri orang, dan mengurus segala sesuatunya sendiri. Namun, di balik semua itu, yang membuatku kuat adalah ingatan tentang Ibu. Ibu yang selalu menyemangati dengan senyuman, pelukan hangat yang selalu aku rindukan.
Setiap kali berjalan menuju kampus, aku teringat saat-saat kita berjalan di pematang sawah, melewati kebun, merasakan angin sepoi-sepoi yang membawa aroma bunga. Aku rindu momen sederhana itu, Bu. Kadang aku teringat saat kita duduk di teras rumah sambil bercerita banyak hal, aku rindu semuanya.
Terima kasih, Ibu, karena selalu berdoa untukku. Ibu selalu bilang, “Kalau ikhlas menjalani segala sesuatu, maka berkah pasti datang.” Aku selalu berusaha melakukan yang terbaik, dengan sungguh-sungguh, supaya Ibu bahagia dan bangga padaku.
Di sini, aku juga belajar hal-hal baru yang sebelumnya tak pernah terlintas di benakku. Aku belajar bagaimana bergaul dengan orang-orang yang memiliki budaya berbeda, belajar hidup mandiri tanpa Ibu di sampingku. Semua ini mengajarkan banyak hal tentang kehidupan, tapi rasa rindu ini tak pernah pudar.
Aku ingin sekali pulang, Bu. Ingin duduk bersama Ibu, berbagi cerita tentang semua pengalaman di sini. Ingin makan bersama lagi seperti dulu. Namun, aku tahu, aku harus kuat dan menyelesaikan studi ini terlebih dahulu. Ibu selalu bilang, “Sabar, fokus, berusaha yang terbaik, maka segala urusan pasti dimudahkan.”
Saat ini, aku sedang mempersiapkan diri untuk ujian akhir semester. Aku mohon doa Ibu, semoga semua dipermudah dan diberikan kelancaran. Doa Ibu sangat berarti bagiku, memberiku semangat untuk terus belajar.
Di sini, aku banyak belajar tentang kehidupan yang penuh syukur. Melihat orang-orang yang berjuang keras demi masa depan mereka, aku jadi teringat perjuangan Ibu yang tak pernah lelah membesarkanku. Ibu adalah sosok yang luar biasa, dan aku selalu ingin menjadi kebanggaan Ibu. Aku berjanji akan melakukan yang terbaik, membanggakan Ibu dan keluarga kita.
Di kampus, aku juga terlibat dalam beberapa kegiatan sosial yang memberikan banyak pelajaran berharga. Dari kegiatan ini, aku semakin menyadari pentingnya berbagi dan bersyukur. Ibu selalu mengajarkan tentang keikhlasan dan kebaikan, dan nilai-nilai itu yang selalu aku pegang erat.
Bu, kadang saat malam tiba, ketika aku sendirian, aku teringat masakan Ibu, suasana rumah yang tenang, dan tawa keluarga kita. Aku rindu pulang, rindu mendengar suara Ibu yang memanggilku. Tapi, semua ini aku jadikan motivasi untuk terus maju. Aku tahu perjalanan ini tidak mudah, tapi aku yakin doa Ibu selalu melindungi dan memberikan kekuatan padaku.
Aku janji, Bu, aku akan pulang setelah selesai studi. Aku akan membawa pulang ilmu yang bermanfaat dan membuat Ibu bangga. Aku akan menceritakan semuanya kepada Ibu, tentang Oxford, teman-teman baru, dan kehidupan di sini.
Bu, terima kasih banyak untuk segalanya. Ibu adalah inspirasiku, pahlawan dalam hidupku. Ibu yang selalu mendorongku untuk maju, berani bermimpi, dan kini aku sedang berjuang untuk mewujudkan mimpi itu.
Jaga kesehatan, Bu, di kampung. Aku selalu mendoakan Ibu agar selalu sehat dan bahagia. Jangan terlalu lelah bekerja, ingat, aku selalu memikirkan Ibu.
Bu, semoga surat ini bisa sedikit mengobati rasa rindu kita. Meski jauh, tapi hati kita selalu dekat. Doa Ibu selalu terasa di sini, menjadi kekuatan bagiku untuk terus berjuang.
Aku sayang sekali sama Ibu, aku rindu, dan aku janji akan pulang untuk menceritakan semuanya. Tunggu aku, ya, Bu.
Dengan penuh cinta dan kerinduan yang dalam,
Anakmu yang selalu rindu,
Andi
Posting Komentar