Pendahuluan
Bahasa Toraja adalah salah satu kekayaan budaya yang unik dan menarik dari Indonesia, khususnya di daerah Sulawesi Selatan. Bahasa ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari oleh masyarakat Toraja untuk berkomunikasi dan menjaga tradisi leluhur mereka. Artikel ini akan membahas contoh percakapan bahasa Toraja beserta artinya, sehingga kamu bisa memahami bagaimana bahasa ini digunakan dalam konteks sehari-hari, seperti di sekolah, di rumah, atau di pasar. Semoga artikel ini bisa membantu memperkenalkan dan melestarikan bahasa Toraja sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia yang berharga!
Contoh 1.
Percakapan Bahasa Toraja dan artinya di Sekolah
Latar: Di Sekolah, saat jam istirahat
Tokoh:
- Andi: Seorang siswa yang rajin dan suka belajar.
- Nia: Sahabat Andi yang ceria dan suka membantu teman-temannya.
---
Andi: “Limbong kasalle’-ta Nia?”
(Ke kantin, yuk Nia?)
Nia: “Tau’! Aka’ kumande le’ke buku angngatan, lai bi mo pakande.”
(Bentar! Aku simpan dulu buku di kelas, nanti kita beli makan.)
Andi: “Pa’solangki kulio inde’, lai uparianta melo tugas matematikakko.”
(Sekarang pelajaran sudah selesai, nanti kita kerja bareng tugas matematika.)
Nia: “Iya, aku ambe’mu nomor telefone-lanta Ai nomormu pe'tondo desi!”
(Iya, aku sudah catat nomor teleponmu, kan kemarin kita berjanji mau belajar bareng!)
Andi: “Ia’ anjo! Buku tugas-ki tu patutuan tandi mabiasa ma’simpan nomorsuki.”
(Iya, benar! Buku tugasnya sudah lengkap semua, jadi kita tinggal belajar nomor soalnya saja.)
Nia: “Kareba na torro simarendeang semangat. Karambi tu guru na de na nu simpuranga.”
(Bagaimana kalau kita terus semangat belajar? Tadi guru bilang kalau tidak bisa soal itu.)
Andi: “Ia’ betulmi, annimmu le’ talang mata pelajaran lain-lainka’ te masa’ diangkat.”
(Iya benar, begitu juga dengan pelajaran lainnya supaya nilainya bagus.)
Nia: “Ka’baraanganku, naatu iruan sarre’ mallarang sokko’ bunga mate-mate.”
(Pendapatku, mari kita belajar serius biar bisa bersaing dengan yang lain.)
Andi: “Sulassi tedo, teni-teni ki’ mulang kasi matayang maliuk bunga kita’-mi.”
(Ayo kita semangat! Kita selalu bersama, pasti bisa mencapai yang terbaik.)
Nia: “Baraeng mesule, annamallena pa’i ungkei kadundungi panggaukku.”
(Siap, semoga usaha kita bisa membuahkan hasil yang baik.)
Andi: “Tangke, na matur nu! Samai i’ namo kebetulan bunga singkaro pangngala.”
(Baiklah, terima kasih ya! Mari kita berjuang bersama dan mencapai tujuan kita!)
---
Artinya dalam Bahasa Indonesia
**Andi:** "Ke kantin yuk, Nia?"
**Nia:** "Bentar! Aku simpan dulu buku di kelas, nanti kita beli makan."
**Andi:** "Pelajaran sekarang sudah selesai, nanti kita kerja bareng tugas matematika."
**Nia:** "Iya, aku sudah catat nomor teleponmu, kan kemarin kita berjanji mau belajar bareng!"
**Andi:** "Iya, benar! Buku tugasnya sudah lengkap semua, jadi kita tinggal belajar nomor soalnya saja."
**Nia:** "Bagaimana kalau kita terus semangat belajar? Tadi guru bilang kalau tidak bisa soal itu."
**Andi:** "Iya benar, begitu juga dengan pelajaran lainnya supaya nilainya bagus."
**Nia:** "Pendapatku, mari kita belajar serius biar bisa bersaing dengan yang lain."
**Andi:** "Ayo kita semangat! Kita selalu bersama, pasti bisa mencapai yang terbaik."
**Nia:** "Siap, semoga usaha kita bisa membuahkan hasil yang baik."
**Andi:** "Baiklah, terima kasih ya! Mari kita berjuang bersama dan mencapai tujuan kita!"
Contoh 2.
Percakapan bahasa Toraja dan artinya di pasar
Latar: Toko sayur di pasar tradisional Toraja. Siang hari yang ramai.
Pembantu toko (A): "Iye, Puang. Ada apa mau dicari?"
Puang (B) adalah seorang ibu rumah tangga yang datang untuk berbelanja.
Puang B: "Ada palumoku, Nak. Yang segar-segar ya."
Pembantu toko A: "Siap, Puang. Palumoku yang manis-manis ini bagaimana?" sambil
menunjukkan beberapa buah palumoku.
Puang B: "Wah, bagus sekali ini. Ambilkan dua ikat ya."
Puang B melihat-lihat sayuran lain.
Puang B: "Terong pipitnya ada tidak, Nak?"
Pembantu toko A: "Ada, Puang. Yang kecil-kecil
begini?" sambil mengangkat keranjang kecil
berisi terong pipit.
Puang B: "Iya, itu saja. Oh iya, daun singkong
juga ya. Yang masih muda."
Pembantu toko A: "Siap, Puang. Mau yang
banyak atau sedikit?"
Puang B: "Sedikit saja, untuk lalapan."
Setelah memilih sayuran, Puang B mulai
menawar.
Puang B: "Nak, ini semua berapa?"
Pembantu toko A: "Kalau semua ini, Puang, Rp.
15.000 saja."
Puang B: "Wah, agak mahal ya, Nak. Bagaimana
kalau Rp. 12.000 saja?"
Pembantu toko A: "Mmm, Puang. Kalau
Rp. 13.000 boleh?"
Puang B: "Baiklah, Rp. 13.000 saja."
Setelah sepakat, Puang B membayar dan
membawa belanjaannya.
Puang B: "Terima kasih banyak, Nak. Besok-
besok saya datang lagi."
Pembantu toko A: "Sama-sama, Puang. Silakan
datang lagi."
Artinya dalam Bahasa Indonesia
* Palumoku: Cabai rawit
* Terong pipit: Terong yang ukurannya kecil
* Puang: Sebutan hormat untuk orang yang lebih tua, terutama perempuan
* Nak: Panggilan untuk anak atau orang yang lebih muda
Terjemahan bebas:
* Pembantu toko: "Iya, Bu. Ada yang ingin dicari?"
* Puang B: "Ada cabai rawit, Nak. Yang segar-segar ya."
* Pembantu toko: "Siap, Bu. Cabai rawit yang manis-manis ini bagaimana?"
* Puang B: "Wah, bagus sekali ini. Ambilkan dua ikat ya."
Catatan:
* Bahasa Toraja memiliki banyak dialek, sehingga kosakata dan intonasi bisa sedikit berbeda di setiap daerah.
* Percakapan di atas merupakan contoh sederhana dan mungkin tidak sepenuhnya akurat secara linguistik.
* Penggunaan kata "Puang" dan "Nak" menunjukkan hierarki sosial yang masih kuat dalam masyarakat Toraja.
Unsur unik dalam percakapan ini:
* Penggunaan kosakata khas Toraja seperti "palumoku" dan "terong pipit".
* Adanya proses tawar-menawar yang merupakan hal umum dalam transaksi di pasar tradisional.
* Penggunaan kata sapaan "Puang" dan "Nak" yang mencerminkan nilai hormat dalam masyarakat Toraja.
Percakapan ini mencoba menggambarkan suasana pasar tradisional Toraja yang hangat dan penuh interaksi sosial.
Contoh 3. Contoh percakapan bahasa Toraja dan artinya di sungai
Latar: Saliawan alusu di lembang Toraya. Dua sambura', Rano lako Andi, maperru' sambil mamasakke saliawan pa'lolo ke mai mandi'un bersama.
**Rano**: “Andi, ungkula mai’ko tarongko ke buntu? Nenekku ma’karoeng aku di’lao, tanakke massora pe moko’ ka baya na umande' di sawa.”
*(Andi, kenapa kamu tidak ikut ke bukit?
Nenekku bilang ikan banyak sekali di sana, dan nanti kita bisa makan bersama di sawah.)*
**Andi**: “Iya, Rano. Aku to melle’ko lolo di na’teki. Kuampe angin bai ki’ tae'longso, sia’ku laang ba’ba'ta.”
*(Iya, Rano. Tapi aku malas mendaki. Anginnya kencang sekali di atas bukit, aku takut nanti jatuh.)*
**Rano**: “Ma’mele’ko ki’ tama nde. Pokuolo na massora ti bai, tenamo ba’ba’ta lolo, po sarara na pola lako kaloso ki’ ma'karre.”
*(Malas tidak masalah, yang penting kita bisa bersenang-senang. Ikan di sana sangat banyak, tidak mungkin kamu jatuh, kita bisa berhati-hati saat naik.)*
**Andi**: “Da’mako Iya. Muya’mo marampa di buntu anja’ku. Tapi kuppa iolo mantek manekko.”
*(Baiklah, iya. Kalau begitu, kita pergi saja ke bukit setelah ini. Tapi ingat, jangan terburu-buru nanti kita bisa tergelincir.)*
**Rano**: “Oke, silessoran tamaki. Macoma uru’ pare kaboya’.”
*(Baik, kita santai saja. Nanti kita buat makanan lezat bersama.)*
**Andi**: “Da’ kita batuleu. Tena tosi papa, mala’bi to kaya ki’ sami-sami, tanakke massora, na laummo massarak ka topatuo.”
*(Setuju, kita akan nikmati bersama. Tidak usah takut, kita ini sahabat, dan setelah ini kita makan bersama, bersenang-senang sambil menikmati kebersamaan kita.)*
---
Arti Percakapan dalam Bahasa Indonesia
*Latar: Sebuah sungai yang jernih di desa Toraja. Dua sahabat, Rano dan Andi, sedang berbincang sambil menikmati suasana sungai setelah mandi bersama.*
**Rano**: “Andi, kenapa kamu tidak ikut ke bukit? Nenekku bilang ikan banyak sekali di sana, dan nanti kita bisa makan bersama di sawah.”
**Andi**: “Iya, Rano. Tapi aku malas mendaki. Anginnya kencang sekali di atas bukit, aku takut nanti jatuh.”
**Rano**: “Malas tidak masalah, yang penting kita bisa bersenang-senang. Ikan di sana sangat banyak, tidak mungkin kamu jatuh, kita bisa berhati-hati saat naik.”
**Andi**: “Baiklah, iya. Kalau begitu, kita pergi saja ke bukit setelah ini. Tapi ingat, jangan terburu-buru nanti kita bisa tergelincir.”
**Rano**: “Baik, kita santai saja. Nanti kita buat makanan lezat bersama.”
**Andi**: “Setuju, kita akan nikmati bersama. Tidak usah takut, kita ini sahabat, dan setelah ini kita makan bersama, bersenang-senang sambil menikmati kebersamaan kita.”
---
Percakapan ini menggambarkan kebersamaan dua sahabat yang menikmati waktu mereka di sungai, berbagi cerita tentang kegiatan mereka, dan merencanakan petualangan sederhana bersama.
Demikian artikel percakapan bahasa Toraja dan artinya. Semoga bermanfaat.
Posting Komentar