Sleepwalking (Tidur Berjalan) : Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Daftar Isi

Sleepwalking (Tidur Berjalan) : Penyebab, Gejala, dan Pengobatan - Sleepwalking adalah gangguan tidur yang terjadi ketika seseorang berjalan atau melakukan aktivitas lainnya selama tidur, tanpa disadari. Sleepwalking biasanya terjadi pada anak-anak dan remaja, tetapi bisa terjadi pada orang dewasa juga. Dalam artikel ini, kita akan membahas satu studi kasus tentang sleepwalking, termasuk penyebab, gejala, dan pengobatan yang diberikan pada pasien tersebut.


Studi Kasus

Seorang wanita berusia 24 tahun bernama Sarah datang ke klinik tidur dengan keluhan bahwa ia sering terbangun di lantai atau di tempat tidur yang tidak ia ingat masuk ke dalamnya. Sarah mengatakan bahwa ia sering merasa lelah dan tidak bertenaga selama hari kerja, dan seringkali merasa malu dan frustrasi karena sleepwalking-nya.

Setelah melakukan pemeriksaan, dokter menemukan bahwa Sarah mengalami sleepwalking secara teratur dan memiliki riwayat keluarga dengan gangguan tidur yang sama. Dokter juga menemukan bahwa Sarah mengonsumsi obat tidur yang diresepkan oleh dokter umumnya, dan mengalami stres yang berat di tempat kerjanya. Dokter kemudian meresepkan beberapa pengobatan dan memberikan beberapa saran untuk membantu Sarah mengatasi sleepwalking-nya.

Penyebab Sleepwalking

Penyebab sleepwalking belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya sleepwalking antara lain:

Kurang tidur atau terlalu lelah

Stres atau kecemasan

Konsumsi alkohol atau obat-obatan tertentu

Riwayat keluarga dengan sleepwalking atau gangguan tidur lainnya

Gangguan tidur lainnya, seperti sleep apnea atau restless leg syndrome.

Gejala Sleepwalking

Gejala sleepwalking dapat bervariasi dari orang ke orang, tetapi beberapa gejala umum yang terkait dengan sleepwalking antara lain:

- Berjalan atau melakukan aktivitas lainnya selama tidur, tanpa disadari.

- Tidak merespons dengan benar ketika disadarkan atau tidak dapat diingat kejadian tersebut.

- Berbicara atau berteriak saat tidur.

- Meningkatkan risiko terjadinya cedera, seperti jatuh atau terluka.


Pengobatan Sleepwalking

Pengobatan sleepwalking dapat meliputi beberapa metode, termasuk:

- Menghindari faktor pemicu, seperti stres atau kurang tidur.

- Menghindari konsumsi alkohol atau obat-obatan tertentu.

- Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti benzodiazepin atau antidepresan.

- Terapi perilaku kognitif, yang melibatkan teknik relaksasi dan mengubah pola tidur.

Dalam kasus Sarah, dokter meresepkan beberapa pengobatan dan memberikan beberapa saran untuk membantu mengatasi sleepwalking-nya. Sarah diminta untuk menghindari konsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu, dan melakukan teknik relaksasi sebelum tidur. Dokter juga meresepkan obat benzodiazepin untuk membantu mengurangi frekuensi sleepwalking-nya.


Kesimpulan

Sleepwalking adalah gangguan tidur yang umum terjadi pada anak-anak dan remaja, tetapi bisa terjadi pada orang dewasa juga. Penyebab sleepwalking belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya sleepwalking antara lain kurang tidur, stres, dan konsumsi alkohol atau obat-obatan tertentu. Gejala sleepwalking dapat bervariasi dari orang ke orang, tetapi beberapa gejala umum yang terkait dengan sleepwalking antara lain berjalan atau melakukan aktivitas lainnya selama tidur, tanpa disadari. Pengobatan sleepwalking dapat meliputi beberapa metode, termasuk menghindari faktor pemicu dan mengonsumsi obat-obatan tertentu. Jika Anda mengalami sleepwalking secara teratur, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.


Daftar Pustaka

American Academy of Sleep Medicine. (2014). International Classification of Sleep Disorders. Dari https://aasm.org/resources/pdf/dsm-5-update/ICSD-3-Chapters-1-and-2.pdf

American Sleep Association. (2020). Sleepwalking. Dari https://www.sleepassociation.org/sleep-disorders/sleepwalking/

Schenck, C. H., & Mahowald, M. W. (2002). REM sleep behavior disorder: clinical, developmental, and neuroscience perspectives 16 years after its formal identification in SLEEP. Sleep, 25(2), 120-138. doi:10.1093/sleep/25.2.120

Schenck, C. H., & Bundlie, S. R. (2005). Et al. Chronic behavioral disorders of human REM sleep: a new category of parasomnia. Sleep, 28(9), 1115-1121. doi:10.1093/sleep/28.9.1115.

Posting Komentar