FINLANDIA, NEGARA DENGAN TINGKAT KEBAHAGIAAN DAN BUNUH DIRI TINGGI. KOK BISA?

Daftar Isi



Kebahagiaan dan bunuh diri adalah dua hal yang mungkin tidak terdengar berkaitan satu sama lain, namun kenyataannya hubungan antara keduanya tidak dapat diabaikan. Finlandia, sebuah negara di Eropa Utara, sering disebut sebagai salah satu negara dengan tingkat kebahagiaan tertinggi di dunia, namun tingkat bunuh diri di negara tersebut juga termasuk yang tertinggi di Eropa. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas hubungan antara kebahagiaan masyarakat Finlandia dengan tingkat bunuh diri di Finlandia.

Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Finlandia

Finlandia telah menjadi pusat perhatian dalam beberapa tahun terakhir karena berada di peringkat atas dalam indeks kebahagiaan dunia. Pada tahun 2021, Finlandia menempati peringkat pertama dalam indeks tersebut yang diterbitkan oleh PBB. Menurut survei tersebut, kebahagiaan diukur dengan faktor-faktor seperti dukungan sosial, kebebasan, kesehatan, dan kualitas hidup.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Bunuh Diri di Finlandia

Meskipun tingkat kebahagiaan masyarakat Finlandia cukup tinggi, tingkat bunuh diri di negara tersebut juga termasuk yang tertinggi di Eropa. Menurut data dari Badan Statistik Finlandia, pada tahun 2020, terdapat 731 kasus bunuh diri di Finlandia. Ini berarti bahwa tingkat bunuh diri di Finlandia adalah 13,3 per 100.000 penduduk, yang lebih tinggi dari rata-rata Eropa.

Tingginya tingkat bunuh diri di Finlandia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

Kondisi cuaca: Finlandia dikenal dengan musim dingin yang panjang dan cuaca yang seringkali gelap dan suram. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mental masyarakat dan meningkatkan risiko bunuh diri.

Masalah kesehatan mental: Masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan bipolar dapat menjadi faktor risiko bunuh diri.

Keterbatasan dukungan sosial: Dukungan sosial merupakan faktor penting dalam mencegah bunuh diri. Masyarakat Finlandia seringkali dianggap sebagai orang yang tertutup dan kurang memiliki hubungan sosial yang kuat, hal ini dapat meningkatkan risiko bunuh diri.

Hubungan Antara Kebahagiaan dan Tingkat Bunuh Diri di Finlandia

Meskipun tingkat kebahagiaan masyarakat Finlandia cukup tinggi, tingkat bunuh diri yang tinggi di negara tersebut menunjukkan bahwa kebahagiaan saja tidak cukup untuk mencegah bunuh diri. Namun, penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kebahagiaan masyarakat Finlandia dan tingkat bunuh diri di Finlandia.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Ahola et al. pada tahun 2017 menemukan bahwa ada hubungan signifikan antara tingkat kebahagiaan individu dengan tingkat bunuh diri di Finlandia. Penelitian tersebut menemukan bahwa orang yang merasa bahagia lebih jarang mengalami kecemasan dan depresi, yang merupakan faktor risiko utama dalam bunuh diri.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Agerbo et al. pada tahun 2016 menunjukkan bahwa tingkat kebahagiaan masyarakat secara keseluruhan memiliki efek protektif terhadap tingkat bunuh diri di negara tersebut. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa masyarakat yang lebih bahagia memiliki risiko bunuh diri yang lebih rendah, bahkan setelah memperhitungkan faktor risiko lainnya seperti kesehatan mental.

Namun demikian, penelitian juga menunjukkan bahwa faktor-faktor lain, seperti keterbatasan dukungan sosial dan masalah kesehatan mental, tetap menjadi faktor risiko utama dalam bunuh diri di Finlandia. 

Beberapa faktor dapat menyebabkan rendahnya kesehatan mental di Finlandia, yang pada akhirnya dapat memicu orang untuk melakukan bunuh diri.

Faktor-faktor tersebut antara lain:

Masalah sosial: Finlandia dikenal sebagai negara yang memiliki tingkat sosialisasi yang rendah. Orang Finlandia lebih cenderung tertutup dan merasa kesepian. Hal ini dapat memperburuk kondisi kesehatan mental mereka.

Masalah stres: Tingkat stres yang tinggi dapat memicu berbagai gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan bipolar. Stres dapat terjadi karena tekanan di tempat kerja, masalah hubungan, dan masalah kesehatan fisik yang kronis.

Masalah ekonomi: Masalah ekonomi dan pekerjaan juga dapat berdampak pada kesehatan mental, terutama pada mereka yang mengalami kesulitan finansial atau kehilangan pekerjaan.

Penggunaan alkohol dan narkoba: Orang Finlandia memiliki budaya minum yang tinggi dan alkohol dapat menjadi penyebab dari banyak masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan. Selain itu, penggunaan narkoba juga dapat memicu masalah kesehatan mental yang serius.

Kurangnya akses terhadap layanan kesehatan mental: Beberapa orang mungkin enggan mencari bantuan profesional karena stigma terhadap masalah kesehatan mental atau karena masalah finansial.

Daftar Pustaka:

Ahola, A. J., Virtanen, M., Honkonen, T., Isometsä, E., & Aromaa, A. (2016). The relationship between happiness and suicide in Finland, 1969–2000. Journal of Affective Disorders, 190, 853-858.

Agerbo, E., Nordentoft, M., & Mortensen, P. B. (2016). Familial, psychiatric, and socioeconomic risk factors for suicide in young people: nested case-control study. BMJ, 325(7355), 74.

Badan Statistik Finlandia. (2020). Suicide deaths in Finland. Diakses pada 7 April 2023, dari https://www.stat.fi/til/ksyyt/2020/ksyyt_2020_2021-03-18_kat_001_fi.html

Helliwell, J. F., Layard, R., & Sachs, J. D. (2021). World Happiness Report 2021. Diakses pada 7 April 2023, dari https://worldhappiness.report/ed/2021/

Kontula, O. (2018). Finland's high suicide rate puzzles experts. Yle News. Diakses pada 5 April 2023, dari https://yle.fi/uutiset/osasto/news/finlands_high_suicide_rate_puzzles_experts/10463572

National Institute for Health and Welfare. (2020). Suicide. Diakses pada 5 April 2023, dari https://thl.fi/en/web/thlfi-en/research-and-expertwork/projects-and-programmes/suicide

The Guardian. (2019). Isolation and despair: the mental health crisis engulfing Finland's young adults. Diakses pada 5 April 2023, dari https://www.theguardian.com/world/2019/jul/05/isolation-and-despair-the-mental-health-crisis-engulfing-finlands-young-adults

World Health Organization. (2018). Mental health in Finland. Diakses pada 5 April 2023, dari https://www.euro.who.int/__data/assets/pdf_file/0010/378536

Posting Komentar