TINJAUAN TEORITIS GANGGUAN TINGKAH LAKU PADA ANAK DAN DISFUNGSI KELUARGA
Daftar Isi
TINJAUAN TEORITIS GANGGUAN TINGKAH LAKU PADA ANAK DAN DISFUNGSI KELUARGA
Papalia, Old, dan Fedlman menyatakan gangguan tingkah laku merupakan pola agresif berkesinambungan dan berulang, perilaku antisosial yang melanggar norma sosial atau hak oranglain. Sedangkan menurut Davidson, Neale, dan Kring (2010) gangguan tingkah laku adalah gangguan yang memiliki kriteria utama seperti: agresifitas fisik yang ekstrem, perilaku yang kehilangan kendali emosi, bertengkar dengan orang dewasa, menolak mematuhi perintah orang dewasa sengaja melakukan hal-hal yang mengganggu orang lain, mudah marah, kasar, mudah tersinggung dan pendendam.
Gangguan tingkah laku berdasarkan DSM-IV-TR merupakan perilaku yang melanggar hak-hak dasar orang lain dan norma-norma sosial utama, yang mencangkup agresi, kekejian terhadap orang lain atau hewan, merusak kepemilikkan berbohong, mencuri dan merujuk pada berbagai tindakan yang kasar, melampaui kenakalan dan tipuan praktis yang umum dilakukan anak, ditandai dengan kesewenang wenangan, kurang penyesalan, dan merupakan salah satu kriteria historis gangguan kepribadian antisosial orang dewasa (Davidson, Neale, & Kring, 2004). Jadi, Gangguan tingkah laku merupakan suatu gangguan yang terjadi pada anak secara berkesinambungan dan berulang berupa tindakan-tindakan agresif, merusak, antisosial, melanggar hak hak orang lain dan norma-norma social, kekejian pada makhluk hidup. berbohong. mencuri, melampaui kenakalan dan tipuan praktis yang umum dilakukan anak-anak, kesewenang-wenangan, kurangnya penyesalan dan kriteria historis gangguan kepribadian antisosial dewasa. orang dewasa.
Disfungsi keluarga adalah keluarga yang mengalami gangguan pada peran orangtua dalam mendidik anak, sehingga dalam pertumbuhannya anak akan mengalami deprivasi (kehilangan haknya untuk dibina dibimbing, dan diberikan kasih sayang), yang menyebabkan anak kehilangan figur orangtua secara fisik (loss), dikarenakan tidak adanya (lack) peran orangtua yang penting dalam proses imitasi dan indetifikasi anak (Hawari, 2004). Yusuf (2010) mengemukakan bahwa difungsi keluarga adalah keluarga yang tidak mampu berfungsi secara normal, yaitu keluarga yang mampu melaksanakan fungsi-fungsinya seperti: saling memperhatikan dan mencintai; bersikap terbuka dan jujur, orangtua mau mendengarkan dan melindungi anak; menerima perasaannya dan menghargai pendapatnya; saling sharing masalah atau pendapat di antara anggota keluarga; mampu berjuang mengatasi masalah hidupnya; saling menyesuaikan diri dan mengakomodasi; komunikasi antara anggota keluarga berlangsung dengan baik; terpenuhinya kebutuhan psikososial anak dan mewarisi nilai nilai budaya serta mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Disfungsi keluarga adalah keluarga yang mengalami gangguan peran dalam melaksanakan fungsi fungsinya secara normal sehingga menyebabkan anggota keluarga
mengalami deprivasi (kehilangan hak untuk dibina, dibimbing, dan diberikan kasih sayang predisposisional terbentuknya berbagai menjadi psikoatis gangguan mental pada anak termasuk gangguan tingkah laku. Tampak jelas pentingnya fungsi sebuah keluarga dalam pembentukan gangguan tingkah laku pada anak. Keluarga merupakan wadah utama yang membentuk perkembang kognitif, afektif dan sosial anak, sehingga baik buruk anak sangat bergantung pada keadaan keluargannya. Hal ini juga dikemukan oleh Kartono (2000) bahwa faktor sosial paling utama memberikan pengaruh predisposisional baik atau buruk adalah keluarga yang berperan penting dalam perkembangan anak, dan merupakan tempat anak memperoleh pengajaran dan pendidikan yang utama sehingga baik atau buruknya anak merupakan cerminan dari baik dan buruknya keluarga.
Daftar Pustaka
Papalia. D. E, Olds. s. w, dan Feldman. R. D. 2008. Human Development. Edisi ke sembilan. Bagian I. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Davidson, Neale, dan Kring. 2004. Psikologi Abnormal. Edisi ke-9. Jakarta: Rajawali Press.
Hawari, D. 2004. Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Jasa.
Yusuf, S. 2010. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:Rosdakarya.
Kartono, K. 2000. Hygiene Menal. Bandung:Mandar Maju.
Nevid.J.S, Rathus.A.R, dan Greene.B. 2005. Psikologi Abnormal, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Posting Komentar