PERAN MEDIA SOSIAL DALAM KAMPANYE POLITIK (Part I)

Daftar Isi

 PERAN MEDIA SOSIAL DALAM KAMPANYE POLITIK

Menurut Abugaza ( 2013 : 189-191) ada beberapa alasan yang memberikan penjelasan kenapa harus menggunakan media sosial dalam kampanye politik, yaitu:

1.      Efek Penguatan

Salah satu langkah awal dalam perencanaan komunikasi politik adalah mengidentifikasi pesan utama kampanye. Pesan yang disampaikan melalui media cetak, dan kegiatan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat, akan mudah menghilang tanpa bekas. Disinilah media sosial memainkan peranannya untuk mengingatkan (recall memory) dan menguatkan pesan yang telah disampaikan.

2.      Membentuk koneksitas pribadi

Media sosial membentuk koneksi pribadi kepada banyak orang dalam satu waktu. Politik memiliki ruang yang sangat luas yang tidak mampu disentuh secara langsung. Setiap orang punya keinginan yang sama untuk bisa berinteraksi dan menyampaikan pesan dan keinginan secara langsung. Media sosial dengan karakter komunikasi yang tidak mengenal batas, jarak dan waktu, mampu member solusi.

3.      Kecanggihan teknologi

Perangkat yang tersedia saat ini memudahkan penyampaian pesan. Kecanggihan teknologi yang ditampilkan dalam media sosial memungkinkan kita tinggal memilih format dan aplikasi yang kita inginkan. Pesan yang akan disampaikan ada di ujung telunjuk.

4.      Kemampuan merespons

Media sosial membangun kemampuan untuk merespons. Pilkada sering berujung pada demarketing dan penyampaian isu negatif yang bisa menyebar dengan sangat cepat. Disaat kondisi seperti inilah media sosial menjadi solusi paling tepat, karena sifat komunikasi telah terbangun dalam model pertemanan yang member ruang pesan bisa sanpai pada personal secara langsung.

5.      Pengumpulan informasi

Tidak hanya berfungsi sebagai media komunikasi. Tetapi media sosial juga telah menjelma menjadi media yang berfungsi untuk mengumpulkan informasi dari public dan mengukur tingkat kesukaan publik terhadap kita yang akhirnya bisa menghasilkan peta strategis dalam menyusun program pilkada.

6.      Mengumpulkan donasi

Permasalahan yang satu ini adalah persoalan klasik yang pasti dialami dalam kampanye. Tidak jarang jalan pintas digunakan untuk membiayainya, bisa menjual asset, meminjam sana sini dan bahkan ada yang sampai nekat mencuri. Namun dengan menggunakan media sosial untuk mengumpulkan dana, permasalahan tersebut dapat diatasi dengan mudah.

7.      Menyentuh pemilih pemula

Media sosial juga dapat menjadi alat paling efektif dalam menyentuh dan meyakinkan komunitas pemilih cerdas yang tidak memiliki waktu dan perhatian terhadap pilkada dengan mengirimkan visi-misi dan program langsung ke personal yang bisa dibuka ketika mereka memiliki waktu.

8.      Batasan kampanye dalam media sosial belum diatur

Salah satu keuntungan dari kampanye di media sosial adalah belum adanya aturan yang membatasi waktu dan konten sehingga member ruang yang tidak terbatas untuk menggunakan media sosial dalam berkampanye.

 

Pola kampanye tradisional sangat berbeda dengan pola kampanye melalui media sosial dimana dalam kampanye tradisional interaksi antara kandidat dengan calon pemilih hanya berlangsung satu arah. Sementara dalam media sosial para calon dan pemilih diberi kesempatan untuk saling berdialog satu sama lainnya tanpa ada batasan. Keterlibatan kandidat secara langsung tentu akan menarik perhatian atapun keterlibatan aktif dari pemilih. Keunggulan lainnya dari kampanye melalui media sosial ini dapat dilihat dari bagaimana tingkat intensitas antar kandididat dan pemilih lebih tinggi daripada pola kampanye tradisional. Selain itu pola kampanye tradisional juga cenderung membutuh dana kampanye yang besar, sementara dana kampanye melalui media sosial tidak sebanyak yang dibutuhkan dalam kampanye tradisional.

            Keunikan lainnya dari kampanye melalui media sosial ini adalah bentuk dukungan terhadap seorang kandidat dapat dilakukan dengan menyebarluaskan materi kampanye dari akun kandidat tersebut. Seorang pemilih yang sudah menjadi pendukung kandidat tersebut dapat menyebarluaskan materi kampanye dari akun kandidat tersebut. Dengan pesan yang sudah dipersonalisasi pendukung tersebut akan memancing perbincangan dengan teman-temannya didunia maya tersebut. dengan demikian tingkat keberhasilan dari kampanye media sosial ini tergantung dari keaktifan daripada banyaknya orang yang menjadi pengikut akun kandidat tersebut dalam media sosial.


Daftar Pustaka : 

Abugaza, Anwar. 2013. Social Media Politica: Gerak Massa Tanpa Lembaga. Jakarta: PT. Tali Writing dan Publishing House

Posting Komentar