PENGERTIAN MODAL SOSIAL
Modal menurut Bourdieu
dalam Halim (2014: 108-111) mendefinisikan secara kompleks dan mencakup hal-hal
yang material (yang dapat memiliki nilai simbolik) maupun atribut-atribut yang
tak tersentuh namun memiliki signifikasi secara budaya misalnya prestise, status, dan otoritas (yang dirujuk pada modal simbolik), serta
modal budaya yang didefinisikan sebagai selera budaya dan pola-pola konsumsi.
Fungsi modal bagi Bourdieu adalah sebagai hubungan sosial dengan kaitannya
dalam sistem pertukaran dan menjadikannya sebagai sesuatu yang langka, yang
layak dicari dalam bentuk sosial tertentu. Modal-modal tadi yang telah
disebutkan dapat saling dipertukarkan sehingga bisa terakumulasi dan menjadikan
aktor lebih leluasa dalam bertindak ataupun bergerak untuk melakukan manuver
ataupun mempengaruhi massa pendukungnya.
Mengakumulasi
semua berbagai modal yang digunakan dalam kaitannya dengan kekuasaan akan
membuat pengklasifikasian tentang modal itu sendiri seperti: modal ekonomi,
modal kultural, dan modal simbolik. Modal-modal inilah nantinya akan
dikombinasikan yang membantu pelegitimasian kekuasaan. Dimulai dengan modal
ekonomi yang dengan mudahnya digunakan dalam mendapatkan modal lainnya. Jenis
modal kedua adalah modal budaya yaitu, keseluruhan kualifikasi yang dimiliki
oleh aktor yang dimilikinya melalui pendidikan formal maupun informal dalam
keluarga inti seperti kemampuan menampilkan diri depan publik, pengetahuan dan
keahlian tertentu, gelar sarjana. Beralih kepada modal ketiga yaitu modal
simbolik yang lebih kepada makna dari simbol-simbol tertentu seperti : jabatan,
mobil mewah, kantor, gelar, status tinggi, dan keluarga ternama. Hal inilah
yang harus dimiliki oleh setiap aktor yang akan maju kedalam kancah arena
pertarungan politik.
Modal
yang telah disebutkan diatas akan membantu aktor dalam membentuk bangunan modal
sosialnya. Modal sosial yang selalu terkait dengan nilai-nilai dari suatu
jaringan (network) yang mengikat
orang-orang tertentu (yang biasanya memiliki kesamaan tertentu seperti:
kesamaan pekerjaan, kesamaan tempat tinggal, suku, agama dll), serta bersifat
menjembatani antar orang-orang yang berbeda sehingga memudahkan aktor
mengintegrasi semua unsur yang berbeda tersebut. Unsur lain yang terkandung
dalam modal sosial adalah hubungan timbal balik (reciprocity) karena adanya interaksi langsung oleh aktor dengan
masyarakat maka menjadikan ada keterikatan dalam diri masing-masing. Banyak
potensi yang terkandung dalam modal sosial termasuk potensi kelompok, dan pola
hubungan antar individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok dengan ruang
perhatian pada jaringan, norma, nilai, dan kepercayaan kepada aktor agar bisa
mendapatkan dukungan yang lebih lagi dalam pertarungan politik. Manfaat yang
sangat signifikan dalam modal sosial yaitu cara kerja modal sosial yang dapat
membangun jaringan masyarakat sehingga unsur-unsur yang sebelumnya terpisah
bisa disatukan dengan adanya jaringan sosial sehingga tujuan aktor untuk
mendapatkan dukungan dari masyarakat tercapai.
Coleman dalam Dini (2013)
mendefinisikan modal sosial sebagai aspek dari struktur hubungan antar
individu yang memungkinkan mereka menciptakan nilai baru. Modal sosial disebut
varian entitas dari beberapa struktur sosial yang memfasilitasi tindakan dari
pelakunya, apakah dalam bentuk personal atau korporasi dalam suatu struktur
sosial. Modal sosial inheren dalam struktur relasi antar individu. Struktur
relasi dari jaringan ini nantinya akan menciptakan berbagai ragam kewajiban
sosial, menciptakan iklim saling percaya, dan menetapkan norma dan sanksi
sosial bagi para anggotanya.
Adapun yang menjadi bentuk modal
sosial menurut Coleman (2008 : 375) adalah:
1.
Kewajiban
dan Ekspektasi
Bentuk
ini menekankan dimana tingkat kepercayaan dari lingkungan sosial dan perluasan
aktual kewajiban yang sudah dipenuhi menentukan bagaimana tingkatan modal
sosial yang didapatkan. Tingginya tingkat kepercayaan memiliki modal sosial
yang lebih baik daripada seituasi yang sebaliknya.
2.
Potensi
Informasi
Informasi
sangat dibutuhkan sebagai pertimbangan sebelum melakukan sesuatu. Keadaan yang
demikian menempatkan seseorang yang memiliki informasi akan memiliki modal
sosial yang tinggi karena dipastikan memiliki jaringan yang lebih luas untuk
mendapatkan informasi tersebut.
3.
Norma
dan Sanksi Efektif
Adanya
norma dalam sebuah komunitas akan membentuk komunitas tersebut kearah yang
lebih baik. Dengan adanya aturan-aturan dan sanksi-sanksi yang diberikan tentu
akan mendidik anggotanya untuk bertindak lebih baik. Seseorang yang menjalankan
norma yang ada dalam komunitas dengan baik tentu akan memiliki nilai sosial
yang lebih baik.
Daftar Pustaka:
- Veranita, Dini. 2013. Modal Sosial Dalam Industri Rumah Tangga Kerupuk Di Desa Meranjat II Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir.
- Coleman, James S. 2008. Dasar-dasar Teori Sosial. Bandung: Nusa Medi.
Posting Komentar