FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KESEHATAN
Daftar Isi
Beberapa teori yang telah dicoba untuk mengungkapkan
determinan perilaku dari analisis fakto-faktor yang mempengaruhi perilaku,
khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain :
Teori
Lawrence Green
Menurut Green, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama,
yakni:
a. Faktor
predisposisi (predisposing factor)
Faktor
ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan
kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem
nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan
sebagainya.
b. Faktor
pemungkin (enabling factor)
Faktor-faktor
ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi
masyarakat seperti, puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos
obat desa, dokter atau bidan praktek swasta. Fasilitas ini pada hakikatnya
mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan.
c. Faktor penguat
(reinforcing factor)
Faktor-faktor
ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama dan para
petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik
dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku
sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif
serta dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan)
dari para tokoh masyarakat, tokoh agama dan para petugas terlebih lagi petugas
kesehatan. Di samping itu, undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat
perilaku masyarakat tersebut.
Model ini dapat digambarkan sebagai berikut :
|
dimana :
B = Behavior
PF = Predisposing
factors
EF = Enabling
factors
RF = Reinforcing
factors
Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat
tentang, misalnya kesehatan, ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan,
tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan
perilaku para petugas kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya
perilaku.
Seorang ibu hamil yang tidak mau memeriksakan
kehamilannya di puskesmas disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum
mengetahui manfaat dari pemeriksaan kehamilan bagi ibu dan janin yang dikandung
(predisposing factors). Tetapi barangkali juga karena rumahnya jauh dari
puskesmas tempat memeriksakan kehamilannya atau peralatan yang tidak lengkap (enabling
factors). Sebab lain mungkin karena para petugas kesehatan atau tokoh
masyarakat lain disekitarnya tidak pernah memberikan contoh / penyuluhan
tentang pentingya pemeriksaan kehamilan (reinforcing factors).
Posting Komentar