PENGERTIAN CITRA MEREK
Daftar Isi
Pemasar
atau perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa mencoba memposisikan merek
mereka agar diterima oleh konsumen untuk menyesuaikan dengan pasar. Mereka
mencoba untuk membedakan produk mereka dari pesaingnya, agar produk mereka
lebih banyak dikenal karena berbeda dan lebih unik dari produk yang lainnya.
Dengan demikian, maka perusahaan harus menciptakan citra merek yang baik di mata konsumennya.
Aaker menyatakan bahwa : citra merek adalah
seperangkat asosiasi unik yang ingin diciptakan atau dipelihara para pemasar.
Asosiasi-asosiasi itu menyatakan apa sesungguhnya merek dan apa yang
dijanjikannya kepada konsumen.”
Dalam
membentuk citra merek, kita memasuki dunia persepsi. Citra atau image adalah persepsi yang relatif
konsisten dalam jangka panjang (enduring
perception). Tidak mudah membentuk citra, tetapi sekali terbentuk tidak
mudah pula mengubahnya. Untuk membentuk posisi merek, maka kita harus
mengajukan pertanyaan bagaimana citra merek terbentuk pada konsumen. Citra
merek merupakan interpretasi akumulasi berbagai informasi. Hasil interpretasi
bergantung pada dua hal. Pertama, bagaimana konsumen melakukan interpretasi,
dan kedua, informasi apa yang diinterpretasi. ( Simamora)
Merek
bisa ada dan hidup kalau konsumen sudah memiliki gambaran merek yang jelas dan
dipercaya. Singkatnya, kalau merek sudah memiliki posisi merek (brand position). Posisi merek adalah
citra merek (brand image) yang jelas,
berbeda dan unggul secara relatif dibanding pesaing. (Kotler).
Informasi
tentang merek tidak sepenuhnya dapat dikontrol oleh perusahaan. Ada berbagai
sumber lain yang bisa dipakai konsumen, seperti konsumen lain, orang-orang
dekat, wiraniaga, media massa, dan lain-lain. Meski tidak dapat mengendalikan
proses pembentukan citra merek pada konsumen, kalau ingin membangun merek yang
kuat, perusahaan tidak boleh membiarkan proses itu berjalan dengan sendirinya.
Perusahaan harus melakukan upaya. Proses inilah yang dinamakan positioning. Merek merupakan suatu asset
yang tak ternilai bagi perusahaan, maka mereka berusaha untuk mengelola merek
tersebut, yaitu dengan melalui citra merek. Dengan citra merek yang positif,
maka perusahaan akan dapat menarik dan mempertahankan konsumennya. Untuk
mempertahankan atau meningkatkan citra merek suatu jasa, perusahaan dapat
melaksanakan beberapa cara yaitu :
1.
Differensiasi, yaitu membuat produk berbeda atau membedakan produk dengan produk-produk lain dari pesaing
maupun dari penjual itu sendiri
2. Relationship marketing,
yaitu perusahaan mengadakan hubungan dengan konsumen secara konsisten menjadi
partner perusahaan. Usaha untuk membangun dan mempertahankan konsumen yang ada
biayanya relatif lebih kecil daripada menarik konsumen
3. Mengelola
produktivitas, yaitu menggunakan pendekatan guna meningkatkan produktivitas
jasa, meliputi ; meningkatkan kualitas, mengindustrialisasikan jasa dengan
menambah alat dan produksi yang standar, merancang jasa yang lebih efektif,
memanfaatkan kekuatan teknologi
4. Bauran
pemasaran, yaitu terdiri dari berbagai macam unsur program pemasaran yang perlu
dipertimbangkan untuk pemasaran dalam pasar-pasar perusahaan adalah sebagai
berikut : product, price, place,
promotion. (Schifman dan Leslie).
Dari
uraian mengenai beberapa cara untuk meningkatkan citra merek di atas, maka
suatu perusahaan harus mempunyai citra merek yang positif, karena citra merek
merupakan aset yang tak ternilai dari suatu perusahaan. Tanpa citra merek
positif di benak konsumen, maka perusahaan tersebut tidak dapat bertahan lama.
Oleh karena itu, citra merek harus terus menerus dipelihara agar konsumen dapat
menjadi loyal, tidak berganti-ganti dengan merek yang lain.
(Sumber
tulisan : Simamora, Bilson. Aura Merek :
7 Langkah Membangun Merek yang Kuat. Jakarta : PT Gramedia Pustaka, 2002.
Kotler, Phillip. Manajemen Pemasaran, Jakarta : PT
Prenhallindo, 2000.
Schifman,
Leon G dan Leslie Lazar. Consumer
Behavior. New York : Prentice Hall, 1997.)
Posting Komentar