Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PENGERTIAN GAYA TULISAN STORY TELLING BESERTA CONTOHNYA




Story telling merupakan salah satu gaya penulisan yang memiliki tujuan untuk menghibur pembaca dengan mengisahkan cerita. Gaya penulisan ini lebih fokus pada cerita yang disampaikan daripada aspek teknis atau informasi. Sebagai contoh, story telling digunakan dalam novel, cerpen, bahkan iklan. Melalui cerita, penulis dapat menyampaikan pesan yang lebih efektif dan mengundang emosi dari pembaca.

Ada beberapa karakteristik dari gaya penulisan story telling, di antaranya:

Fokus pada karakter: Cerita dalam gaya story telling biasanya difokuskan pada karakter-karakter yang ada dalam cerita. Karakter tersebut memiliki tujuan, masalah, dan perjuangan sendiri yang menjadi fokus dari cerita.

Mengandung konflik: Cerita dalam gaya story telling memiliki konflik yang harus diatasi oleh karakter-karakter di dalamnya. Konflik tersebut dapat berupa perjuangan internal maupun eksternal yang harus dihadapi oleh karakter.

Memiliki struktur: Meskipun gaya story telling lebih fokus pada cerita, namun cerita tersebut tetap memiliki struktur yang jelas, seperti pengenalan karakter, puncak konflik, dan resolusi.

Menggunakan gaya bahasa yang jelas: Gaya bahasa yang digunakan dalam story telling lebih sederhana dan mudah dimengerti. Penulis menggunakan bahasa yang tepat dan jelas untuk menghindari ambigu dan memudahkan pembaca memahami cerita.

Contoh gaya penulisan story telling yang terkenal adalah novel Harry Potter karya J.K. Rowling. Novel ini mengisahkan perjalanan seorang anak yatim piatu bernama Harry Potter dalam dunia sihir yang penuh dengan petualangan dan konflik. Melalui ceritanya, J.K. Rowling berhasil memikat jutaan pembaca dan menginspirasi banyak orang.

Dalam dunia bisnis, gaya penulisan story telling juga sering digunakan dalam iklan atau presentasi. Tujuannya adalah untuk membuat konsumen terhubung secara emosional dengan merek atau produk yang dijual. Dengan mengisahkan cerita yang menarik, perusahaan dapat memengaruhi persepsi konsumen dan membuat merek atau produk tersebut lebih mudah diingat.

Namun, meskipun gaya story telling memiliki banyak keuntungan, namun juga memiliki kelemahan. Gaya penulisan ini bisa saja berlebihan dalam mengekspresikan cerita, sehingga dapat membuat pembaca kehilangan fokus pada tujuan utama dari cerita tersebut. Selain itu, beberapa pembaca mungkin tidak tertarik dengan cerita yang disajikan dan cenderung menganggapnya membosankan.

Dalam kesimpulan, gaya penulisan story telling merupakan gaya penulisan yang mengisahkan cerita dengan fokus pada karakter, konflik, struktur, dan menggunakan gaya bahasa yang jelas. Meskipun memiliki kelebihan, gaya penulisan ini juga memiliki kelemahan yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, seorang penulis harus memahami karakteristik dan kelebihan kelemahan dari gaya penulisan ini agar dapat membuat cerita yang menarik dan efektif untuk disampaikan kepada pembaca.


Daftar Pustaka:

Atkinson, R (2002). The Life Story Interview. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.

Cooper, M. (2012). Storytelling as Best Practice. Journal of Business Strategy, 33(2), 42-49.

Denning, S. (2004). The Leader's Guide to Storytelling: Mastering the Art and Discipline of Business Narrative. San Francisco: Jossey-Bass.

Ganz, M. (2010). Public Narrative, Collective Action, and Power. In C. M. Christiano, T. Smiley, & J. R. Elliott (Eds.), The Oxford Handbook of Political Theory (pp. 501-519). Oxford: Oxford University Press.

Green, J. (2014). The Art of Storytelling in Business Communications and Public Relations. 

Rowling, J. K. (1997). Harry Potter and the Philosopher's Stone. London: Bloomsbury.

Simmons, A. (2002). The Story Factor: Inspiration, Influence, and Persuasion Through the Art of Storytelling. Cambridge, MA: Perseus Publishing.

Posting Komentar untuk "PENGERTIAN GAYA TULISAN STORY TELLING BESERTA CONTOHNYA "